Kontemplasi dalam Hening

Sudah beberapa bulan ini rupanya saya tidak mengunggah tulisan di rumah ini. Tapi akhirnya rasa rindu menulis di sini mendorong saya kembali ke rumah. Karena sudah lama tidak menulis, mungkin bahasa yang akan saya tuliskan agak sedikit aneh. Namanya juga sudah lama tidak menulis.

Sebagai seorang yang pekerjaannya ialah menulis, beberapa bulan belakangan ini didera masalah klise tiada akhir. Mungkin istilah kerennya ialah stuck idea. Namun masalah ini lebih majemuk lagi, saya tak hanya terhenti di ide tapi juga kehilangan rasa dan gairah untuk menulis. Saya merasakan keterasingan dengan menulis, rasanya aneh jadi asing terhadap hal yang dulu sangat akrab.

Fase itu saya merasa kehilangan harapan untuk menulis, terasing dan tanpa arah. Tapi, rupanya masa terendah itu datang tak hanya dari sisi menulis saja. Ada banyak hal dalam hidup saya yang tiba-tiba berubah 180 hingga 270 derajat. Kehilangan harapan, terasing dan tanpa arah kembali menghampiri hingga saat kemajemukan masalah itu membuat saya berhenti.

Saya berhenti dari mencari harapan, berhenti berusaha dan berhenti menatap arah hidup. Satu waktu di mana kelelahan datang tiba-tiba membuat saya hanya bisa berhenti dan melumatkan jiwa dalam keterpurukan. Iya saya mengijinkan jiwa saya tunduk sejatuh-jatuhnya. Mungkin sebagian dari diri saya ingin tahu bagaimana rasanya berada begitu jauh dari bahagia, atau mungkin saya begitu malas untuk berjuang.

Beberapa teman mungkin merasakan perubahan sikap, beberapa mungkin merasa aneh, beberapa mungkin merasa dijauhi, beberapa mungkin merasa asing atau beberapa mungkin merasa dibenci oleh saya. Tapi sesungguhnya saat itu saya butuh waktu dengan diri sendiri.

1603-Hening_riuusa

Dalam keheningan tersebut saya bahkan tidak berbicara dengan diri sendiri, melarutkan hening sebanyak mungkin. Sejujurnya saya tidak tau apa yang sedang saya lakukan dan atau yang saya cari. Lha saya sendiri merasa terasing dari diri sendiri dan tidak terarah :))

Setelah beberapa waktu tertelan arah, rupanya saya cukup lelah berada dalam kondisi terpuruk. Toh tak ada yang peduli juga. Setelah dipikir, hidup itu untuk diri sendiri, kalau kondisi begini dilanjutkan terus menerus juga tak akan ada untungnya buat saya. Meski saya tidak paham dengan apa yang sebenarnya sedang terjadi dalam diri ini.

Masih belum selesai pergelutan dalam diam dengan batin saya, tapi sekali lagi hidup harus terus berjalan. Setelah sanggup menata hati dan meletakkan kaki kembali ke titik sadar, perlahan saya mencoba berjuang untuk menemukan, mengenal dan mencari arah.

Postingan ini murni curhat yang 100% tidak penting. Tapi mungkin untuk beberapa teman yang merasa saya berubah… sebenarnya saya tidak ke mana-mana hanya terdiam dan tertinggal jauh di belakang saja. Itu juga jika ada yang mempertanyakan perubahan sikap saya. Entah apa yang saya pikirkan waktu itu, akan dicoba untuk digali lebih detail lagi, tapi bukan sekarang.

Butuh waktu beberapa bulan untuk saya bisa berdiri lagi dan menemukan sedikit titik cerah serta gairah menulis. Yah, jadilah saya memberanikan diri untuk menulis blog lagi. Mencoba mencari jalan dari kekusutan di kepala ini dan menata hati. Karena sesungguhnya kita tidak akan ke mana-mana kalau tidak melakukan langkah pertama, bukan?

Saya tidak menyangka jika stuck idea menulis itu akan bersamaan dengan stuck with life juga. Untungnya saya masih takut untuk bertindak gegabah. Kebetulan saja semuanya datang bersamaan tanpa permisi dan aba-aba. Jadi yang saya bisa lakukan hanya diam.

Sekarang… kalau sekarang sih mencoba kembali. Tapi saya harus tau sih apa-apa saja yang menyebabkan kekusutan beberapa bulan lalu. Mengurainya serta berdamai dengannya project management tools. Demikian tulisan tidak penting dari saya, terimakasih sudah membacanya 🙂

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You May Also Like
Read More

idrak: Sepatah Nafas

Ada dalam satu waktu saya mempertanyakan tentang arti hidup dan tentang makna sebuah kematian. Tak jarang pula terbayang…