Apa momen kebanggaanmu? Sekali lagi topik pembahasan yang membuat saya agak berpikir keras, menelaah setiap kejadian-kejadian di masa lalu. Berakhir dengan terpekur karena ternyata tidak semua hal jadi ‘yang paling dibanggakan’ dalam hidup.
Karena menurut saya, jika ada satu hal yang sangat amat sangat dibanggakan, maka topik pembicaraannya akan cuma sekitar membanggakan satu hal itu saja. Bosen ga sih denger orang cuma ngomongin yang itu-itu saja? Apalagi jika hal tersebut adalah sebuah pencapaian.
Tapi bagaimana saya menjawab tantangan topik ini…?
Sesungguhnya butuh waktu sangat lama untuk menentukan topik apa yang jadi kebanggaan saya. Setelah saya pikir, topiknya lebih baik bukan sebuah pencapaian, bukan juga barang yang bisa dibeli.
Saya putuskan… eaaa
Momen kebanggaan saya adalah momen penerimaan diri. Yeah akan panjang, oh tentu tidak, karena akan saya ambil yang cukup terlihat saja.
Jadi gini, kita sebagai manusia pastinya pernah merasakan kurang bisa menerima diri kita. Alhamdulillah jika kamu termasuk yang paling bisa menerima diri seutuhnya, karena saya tidak. Satu-persatu dari diri saya terima bertahap. Ada banyak hal yang membuat gamang dan tidak serta merta diterima.
Salah satu yang bisa terlihat ialah saya secara fisik. Saya mengalami berbeda itu dari kecil, bahkan dari lahir. Apalagi setelah pergaulan, bahkan sejak awal sekolah sudah dibedakan. Hanya karena rambut saya tidak selurus papan triplek.
Yoi, terlahir memiliki rambut ikal di tengah pesatnya populasi rambut lurus itu agak menyiksa. Dari TK-SMP, saya itu sebagai 1 biji anak berambut ikal di kelas. Beragam tawaran rebonding dilemparkan ke saya. Untungnya orang tua melarang untuk melakukan tindakan selain potong rambut. Jadilah saya selalu ikal.
Hingga ada pada masanya saya menerima jika sejatinya saya dilahirkan dengan rambut ikal. Dan tidak terlalu peduli dengan saran orang-orang untuk meluruskan rambut. Karena saya tetap baik-baik saja dengan rambut ikal ini hingga dewasa.
Saya menerima jika sejatinya dilahirkan dengan rambut ikal, dan rambut ikal jadi satu hal yang membanggakan. Toh sekarang trennya beda itu keren kan. Terdengar cemen ya, tapi mungkin yang senasib punya rambut ikal di tengah rabut lurus dan stigma rabut lurus itu cantik pasti paham. Betapa susahnya menerima diri di antara gempuran stigma orang.
Itu tadi cerita momen kebanggaan saya yang sayangnya tidak tahu waktu pastinya kapan itu aahahahahhahaha.