Salah satu suasana hati yang kerap kali sulit untuk disyukuri jika datang adalah rasa sedih. Sedih biasanya bisa menimbulkan masalah baru, apalagi jika tak segera kembali netral. Bahkan tak sedikit yang jadi sakit karena dirundung kesedihan, entah apapun itu penyebabnya.
Apalagi perempuan ya, yang perubahan perasaannya bisa lebih dramatis dan tak terduga melebihi prakiraan cuaca saat ini. Sedih bisa menstimulus untuk tak doyan makan atau sebaliknya. Sedih itu punya banyak kawan, sama seperti bahagia, mereka saling bergandengan ketika sudah menguasai perasaanmu.
Bagi saya yang bisa membuat sedih itu adalah perpisahan. Setiap perpisahan selalu membuat saya sedih dengan beragam alasan. Tak bisa lagi leluasa bertemu atau berakhirnya kemungkinan bertemu itu bisa membuat suasana hati gundah gulana.
Perpisahan biasanya menumpahkan rasa sedih selama berhari-hari lamanya. Dan itu tidak baik, karena ujung dari kesedihan itu badan jadi drop dan sakit-sakitan.
Meski begitu, kadang saya tidak ingin melupakan rasa sedih karena perpisahan. Saya tidak pernah mau berjuang melupakan perpisahan dan sisa-sisa perasaan sedih. Alih-alih melupakan, saya berjuang untuk berdamai dan menempatkan cuaca hari jadi senetral mungkin.
Karena melupakan perpisahan dan rasa sedih itu percuma, semakin berusaha dilupakan malah semakin membekas dan jadinya sulit melupakan. Kalau kata kerennya ….ikhlaskan saja.
