Duduk Tenang dan Berdamailah Dengan Tugas Akhir

🙂
aku awali dengan senyum.

Ketika sebuah perjuangan akhirnya mencapai tujuan, rasanya ingin terus tersenyum. 🙂
Dalam tulisan ini… ini beneran akan panjang dan hanya menceritakan mengenai Tugas Akhir saya.

Memang waktu yang aku butuhkan untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini cukup lama, segala prosesnya, segala deritanya, segala suka telah aku lalui. Proses yang berbelit dan alot pun sudah lewat. Pada akhirnya aku telah mencapai pada titik dimana semuanya telah berakhir memuaskan. 🙂

Dulu saat pertama kali memulainya, pertama kali itu saya merasa bertemu dengan sesuatu yang sangat besar dan sulit ditelan. Meski bukan pertama kali saya berfikir bingung memulai dari mana. Namun ini adalah hal yang besar, ya mungkin itu yang ada di benak teman-teman saya juga.
Bukan hal yang mudah hingga akhirnya Tugas Akhir ini selesai, waktu yang dilewatkan, melepaskan banyak kesempatan, melepaskan banyak peluang, melepaskan gelak tawa semua untuk yang namanya Tugas Akhir. *sepertinya mulai hiperbolis*

Proses, ya proses yang alot, mulai dari mengumpulkan data, mengalami masa keterpurukan berkali-kali, mengerjakan karya, bangkit dari keterpurukan, berjuang untuk tak terpuruk lagi dan pamungkas. :))
Ini bukan pekerjaan satu hari selesai, ini pekerjaan panjang, dan aku menikmati setiap prosesnya.

Buku jilid tebal yang saya buat hanya memuat karya namun tidak memuat suka duka dan rasa terimakasih saya. Sungguh saya berterimakasih…kepada kedua dosen pembimbing saya…yang mungkin sangat bosan melihat saya dengan kemajuan yang sedikit saat mengerjakan TA ini. Anda tau pak, saya sering sebal ketika mengingat kenapa judul itu yang di ACC. Tapi lambat laun (beneran tahun ini) saya mulai berdamai dengan pemikiran itu, karena pemikiran sebal sekecil apapun itu memperlambat kinerja saya ternyata. :))

Saya masih ingat awal proses mengerjakan Tugas Akhir ini, saya berada dalam kebingungan besar. Tiada petunjuk arah bagi saya. Bahkan meski sudah mencoba mengerjakannya, saya merasa selalu bertemu dengan dinding tebal yang tak bisa saya tembus. Selain mindset bahwa Tugas Akhir adalah karya pamungkas yang paling tidak harus bisa lebih baik dari karya-karya tugas kuliah sebelumnya. Juga dibebankan saat itu juga kepada saya pertanyaan-pertanyaan kapan selesainya Tugas Akhir ini ketika saya sendiri saja merasa berada dijalan buntu.

Bayangkan saja bagaimana rasanya berada dijalan buntu dan dipojokkan banyak pihak dengan berbagai pertanyaan dan dijatuhi beban sendiri. Bahkan ketika muncul pertanyaan seperti

“bagaimana tugas akhirmu?”

atau

“tugas akhir kamu bikin apa?” …. “hmmm trus di gimanain itu?”

pertanyaan yang simpel (menurut banyak orang) namun berat bagi saya, berat bagi saya untuk menjawab…ingat saya dijalan buntu. Lalu apa yang terjadi? Jelas saya pun menemui keterpurukan yang tak terhitung jumlahnya. 😀
Mungkin itu juga dirasakan oleh teman saya yang juga ambil Tugas Akhir :))

Tapi saya merasa sangat beruntung dikelilingi teman-teman yang mendukung proses ini. Membutuhkan hiburan tentu saja, membutuhkan pelampiasan….tentu saja, maka disanalah saya bersembunyi dibalik teman-teman saya. terimakasih semuanyaaaaaaaaa *maen batminton lagi yuuk* :))

Tiga pihak yang menurut saya cukup menampar saya keras ketika saya terpuruk.

Bu Yani, beliau adalah dosen tamu di kampus saya… kata-katanya sangat menohok

“Anak jaman sekarang itu sukanya segala sesuatu yang PRAKTIS ya. Padahal kamu tahu nggak wis, PROSES itu sangat penting untuk mencapai karya yang baik. Dengan menikmati prosesnya, kamu bisa merasakan kepuasan tertinggi dengan karyamu”

menohok banget :(( jadilah saya mulai berdamai dengan segala kesebalan saya terhadap Tugas Akhir dan memulai menikmati prosesnya.

Lesmi dan KD, kata-katanya sangat menohok saya

“Karena apapun sulitnya Tugas Akhirmu ini toh pada kenyataannya TETAP HARUS KAMU JALANI dan harus kamu selesaikan. Tidak bisa cuma didiamkan lalu selesai.”

*plak plak plak* 🙂 tapi memang benar sih… harus dikerjakan apapun itu.

Hasssan , terimakasih untuk kata-kata singkatmu yang sangat menohok dan sekaligus menguatkan 🙂

“Sebenarnya apa sih yang kurang? Kan kalo dikerjakan sedikit-sedikit pasti juga akan selesai. Kalo cuma dikeluhkan terus nggak akan selesai kan? coba dikerjakan sedikit-sedikitlah :)”

ehehehe….
Terimakasih karena kata-kata kalian yang menohok itu membuat aku bangkit dari masa keterpurukan.
Sampai akhinya selesailah Tugas Akhir ini dengan selamat sentausa.

*senyam senyum lagi*

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You May Also Like
Read More

30DBlog: 5 Lagu Favorit

Tak saya pungkiri jika lagu jadi bagian yang tidak terpisahkan dalam hidup. Musik membantu saya dalam membentuk konsetrasi…
Read More

30DBlog: Perjalanan Terbaik

Bukan termasuk orang yang terlampau gemar jalan-jalan, menjadikan saya tak terlalu punya banyak cerita. Setiap perjalanan wisata pasti…

Komunikasi Adalah Koentjie

Pernah merasa kesusahan dalam sebuah hubungan? Mau hubungan percintaan, atau hubungan pertemanan, atau mungkin hubungan profesional. Bisa jadi…