Di awal-awal sepertinya hampir semua orang akan menyambut hangat kabar bisa kerja dari rumah atau yang lebih populer disebut work from home (WFH). Ya kan, kapan lagi bisa mengerjakan pekerjaan tanpa perlu keluar dari rumah menerjang kemacetan setiap pagi dan sore. Sebuah kesempatan yang mungkin banyak diimpikan (biasanya hanya bisa dinikmati oleh pekerja lepas) akhirnya tercapai bahkan dianjurkan untuk dilakukan meski dalam waktu yang singkat.
Namun dari kacamata orang yang sudah khatam bekerja dari rumah, kegembiraan ini tak akan bertahan lama. Ya, tak akan bertahan lama karena ada banyak permasalahan yang perlahan akan menghampiri. Halangan ini bahkan tak memandang dia ekstrovert atau introvert, langsung mengena cepat atau lambat namun pasti.
Masalah yang Biasa Muncul Saat Work From Home
1. Koneksi Internet
Sebuah permasalahan klasik jika hidup di Indonesia dan bekerja dari rumah adalah koneksi internet yang kerap tak bisa diandalkan. Biasanya para pejuang freelance akan mengandalkan wifi di kafe atau co-working space. Namun pada situasi seperti saat virus corona datang ini, pilihan menggunakan wifi di tempat ramai merupakan hal buruk dan penuh resiko.
Opsi terbaik ialah memiliki koneksi internet di tempat tinggal. Bisa menggunakan koneksi data di handphone, modem, hingga memasang jaringan di rumah. Namun, di Indonesia ini sedikit sekali ruang lancar internet pribadi. Mungkin kamu akan menemukan kesulitan dengan kecepatan internet, jangan pernah bandingkan dengan kecepatan di kantor ya.
Yang harus diingat untuk menyiapkan dana dua hingga tiga kali lipat dari biasanya. Karena kerja remote ini sepenuhnya mengandalkan koneksi internet pribadi, apalagi jika koneksi dipakai penghuni lain. Selain itu jangan masa bodoh dengan cuaca, mulailah peduli cuaca karena terkadang koneksi internet juga tergantung kondisi cuaca. Kerap kali jika hujan badai menerpa, koneksinya akan ikut berteduh dulu.
2. Gangguan Pihak Lain Membuat Tak Fokus Kerja
Tiba-tiba ada di rumah pasti akan membuat kaget penghuni lainnya. Rasa penasaran mengapa tidak pergi keluar sering kali membawa mereka untuk mendekati kamu. Kalau yang punya anak, jelas anak akan mendekat minta diperhatikan karena orang tua ada di rumah seperti saat libur. Mungkin yang masih melajang akan kerap diintip oleh orang tua karena tumben anaknya ada selalu di rumah.
Tapi jika kamu tinggal sendiri di kos, apartemen, atau kontrakan suasana tempat tinggal bisa tiba-tiba tak sesenyap biasanya karena banyak juga rekan yang kerja dari rumah. Gangguan ringan ini biasanya membuat tak fokus kerja, meski awalnya bisa disepelekan namun akan beda perkara saat kerjaan butuh konsentrasi tinggi. Kondisi ini kerap membuat kamu akan merindukan kondisi kantor yang kondusif untuk kerja.
Saran saya selalu berikan pengertian kepada penghuni lain bahwa kamu sedang bekerja penuh dan butuh konsentrasi, nanti akan hadir lagi menjelang jam makan siang dan makan malam. Cara ini tak serta merta akan berhasil, tapi setidaknya sudah usaha. Buat ruangan tempat kamu kerja senyaman mungkin. Bekerja di atas tempat tidur pada awal saja menyenangkan, lama-kelamaan kamu akan merasa berat untuk memulai kerja.
3. Tiba-tiba Dihantui Pekerjaan Rumah
Sebelumnya kamu akan menyelesaikan pekerjaan rumah sebelum berangkat atau setelah pulang bekerja. Ketika kondisi WFH ini sangat jarang ditemui tetap melakukan rutinitas tersebut. Ingatlah jika keadaan nyaman sering kali membuat kita lengah, hal ini berlaku dengan pekerjaan rumah. Karena kita berada di rumah jadi merasa semua hal itu bisa diselesaikan tidak seterburu-buru saat bekerja di kantor.
Menunda sebuah pekerjaan tak pernah memberikan hasil yang menyenangkan. Lama-kelamaan pekerjaan itu akan menghantui kita. Perlahan kamu akan sadar jika rumah berantakan. Atau cucian mulai menggunung karena diacuhkan. Beda perkara jika masih memiliki orang yang membantu urusan rumah tangga ya. Buat yang berjuang sendiri, saran saya jangan ditinggalkan rutinitas beberesnya!
4. Tak Bisa Mengatur Waktu
Tidak bisa mengatur waktu merupakan sebuah masalah klasik yang biasa menghantui para freelancer. Hal ini cepat atau lambat akan menyergap kamu yang tak bisa disiplin dengan waktu, menunda-nunda tugas, menggampangkan sesuatu, dan malas saat di rumah.
Berada di rumah biasanya membuat kita merasa nyaman dan mulai malas bangun pagi. Mulai dari sana saja semua bisa mengacaukan jadwal bekerja dan akhirnya kamu akan menghadapi sulit mengatur waktu. “Ah gampang di rumah ini santai aja” biasanya jadi awal mula tak bisa mengatur waktu.
Saran saya jangan menggampangkan, tetap disiplin terhadap waktu kerja. Tidak mengubah jadwal bekerja adalah sebuah solusi tepat. Mulai kerja jam 8 dan akhir jam 6 atau 7 seperti biasanya.
5. Bosan
Rasa bosan ini bisa masuk pada hari ke-5 saat berdiam diri di rumah, apalagi kamu tak bebas keluyuran. Mulai semakin kuat pada minggu ke dua dan setiap harinya semakin menyiksa. Menghadapi hal yang sama, tidak keluar rumah, ruang gerak terbatas pastinya meningkatkan taraf jengah ke titik tertinggi.
Orang yang kerap bersosialisasi adalah yang pertama terserang rasa bosan ini. Kemudian menyusul yang biasanya menghindari bersosialiasi. Yak, kejenuhan itu nyata adanya!
Sebenarnya sama seperti hari-hari biasanya, jangan lupa terus berkomunikasi dengan teman, jangan hilangkan juga kebiasaan lamamu, tambahkan menghibur diri dengan menonton drama atau film. Atau kalau kamu termasuk yang bisa mengatur waktu, membuat prakarya dengan tangan bisa jadi pilihan melepas kejenuhan.
6. Bingung Mengatur Makan
Pembatasan kegiatan di mana saja akan berimbas pada penutupan tempat keramaian. Tak terkecuali mall atau warung-warung tempat biasanya jajan. Mungkin ada yang buka, tapi terbatas. Semakin lama semakin terasa jika kamu kehabisan ide soal makanan atau situasi ingin jajan lain tapi dunia tak merestui.
Saat inilah kamu bisa menjunjung tinggi keinginan hidup sehat. Mulai dengan menyiapkan masakan sendiri hingga membuat rencana makanan. Jika hidup dengan orang tua, bisa memberikan usulan makanan, pada situasi seperti ini mereka juga bingung mau masak apa. Atau kamu bisa membuat daftar restoran yang tetap buka untuk sewaktu-waktu dipesan.
7. Stok Belanja yang Tak Pasti
Satu hal yang saya rasa dari work from home ini adalah stok belanja. Banyak tempat mulai menutup usaha, tak sedikit yang membatasi pembeli, hingga para pembeli yang menggila. Ya, mereka memborong banyak hal dalam waktu yang singkat. Perlahan tapi pasti stok belanja ini akan jadi masalah untuk banyak orang, terutama yang ngurusin soal dapur dan kebersihan rumah ya.
Membuat daftar tempat belanja online yang tetap buka bisa jadi solusi, ada beberapa yang menjual kebutuhan rumah tangga. Coba bertanya dengan teman sedaerah, karena mungkin mereka punya info yang menjual kebutuhan dapur. Jangan lupa buat rencana makan, paling tidak makanan yang bisa kamu konsumsi paling minim jika kondisi ini tak segera berakhir.
Jika tetap belanja ke supermarket dan kamu terbiasa belanja di sana, cobalah untuk mengingat urutan rak di sana. Jika sudah kamu buat daftar belanjaan berdasarkan urutan rak itu. Daftar belanja ini sangat membantu kamu agar tidak berlama-lama di supermarket!
Kira-kira itu sih yang muncul jadi masalah, awalnya kecil tapi lama-lama jadi besar jika diabaikan. Sebenarnya tak ketinggalan dan tak lebih penting, masalah komunikasi dengan pasangan bila kamu tidak melajang. Setiap hari bertemu bisa jadi masalah baru, tapi sepertinya terlalu panjang jika dijabarkan.
Semoga beberapa hal di atas bisa memberi pandangan baru yang akan dihadapi jika kamu mengurusi segala hal kehidupan di rumah ya.
2 comments
kurasa nanti lama-lama orang akan biasa dan paham bahwa bekerja dari rumah itu nyata adanya..
dan bukanlah sebuah mitos yak…kerja di rumah lama-lama jadi sesuatu yang normal