Saya sangat bersemangat untuk membaca buku 1Q84 ini, awalnya. Namun ternyata buku ini menyimpan energi remnya sendiri yang membuat saya merasa kesusahan untuk melanjutkan. Di sini saya merasa bingung mengapa saya harus membaca kisah dari orang lain yang menyebalkan ini.
Tapi ini membuat saya belajar, jika kadang kita mudah menuduh seseorang hanya karena tidak begitu mengenalnya. Walau setelah mengenal kisahnya, bukan berarti kita bisa jadi sayang juga sih. Hanya paham situasi yang sedang diatasi dan tetap harus menghadapi dengan logika bagaimana bersikap selanjutnya karena kisah dia dahulu membawanya jadi dirinya yang sekarang.
Menurut saya buku ini termasuk buku yang banyak membeberkan situasi keputusasaan yang akan dihadapi manusia saat terjepit, dan bagaimana takdir bisa bekerja dengan begitu baik untuk menyelamatkan manusia sesuai porsinya. Perasaan sedih dan gembira bukan sesuatu hal yang wajib kita pilih, ada kalanya mengambang tidak bereaksi juga boleh dan sah untuk dipilih.
Perjalanan hidup hanyalah sebuah sebab akibat dari setiap langkah yang diambil. Dan akhir dari sesuatu, berarti awal dari masalah baru.
- Note: Di sini, saya tidak akan menjelaskan terlalu banyak tentang jalan ceritanya, karena saya hanya menuliskan hal-hal yang berkesan selama membaca karya ini, jadi jangan banyak berharap ya!
“Di mana ada harapan, di situ ada cobaan.”
— 1Q84 (3), Haruki Murakami
Buku 1Q84 (jilid 3)Novel Fiksi
Genre: Novel fiksi
Pengarang: Haruki Murakami
Penerbit: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia)
Penawaran Terakhir dari Seri Terakhir
Buku terakhir ini memang menggenapi cerita dari buku 1 dan 2 dengan hal-hal yang berkesan seperti:
- Isi cerita yang padat tapi tetap konsisten berada pada 500 halaman saja.
- Berbagai pelajaran hidup yang ternyata relevan dan pelan-pelan dikemukakan dari kisah-kisah yang terjadi pada buku sebelumnya.
- Setiap karakter di sana memiliki kisah yang layak untuk didengar
- Karakter yang berkembang pesat di jilid ke-3
Setelah selesai membaca semuanya dengan usaha keras, saya mendapat pencerahan jika … Manusia harus terus berjalan apapun kisah hidup yang ia hadapi dan telah dia lewati.
