Melanjutkan cerita mengenai persiapan pernikahan. Mengingat acara lalu saya tangani sendiri tanpa bantuan event organizer (EO) karena terlalu lebay jika syukuran saja pake bantuan mereka. Maka di tengah proses penyelesaian berkas-berkas saya pun masuk ke persiapan seserahan.
Kata tetua, sebenarnya jika hanya ingin akad dan syukuran maka tak perlu adanya seserahan. Namun seserahan adalah salah satu impian saya yang harus hadir dalam prosesi akad nikah. Intinya ada itu bingkisan itu, diserahkan lalu difoto dan saya akan senang.
Menurut adat di Jawa Tengah dan hasil pencarian sebelum memutuskan mencari isi seserahan, lazimnya kotak seserahan itu berjumlah ganjil. Berapa jumlah pastinya tergantung kesepakatan calon pengantinnya, dengan kata lain sih tergantung maumu berapa.
Seserahan merupakan salah satu simbol keseriusan sang pasangan (mempelai pria) untuk meminang pasangannya. Bukan berarti tanpa seserahan sebuah pernikahan tak bisa dianggap serius juga, sekali lagi ini hanya simbol.
Dalam pencarian seserahan ini ada proses yang saya lalui hingga akhirnya mendapatkan keputusan terakhir. Di prosesnya tentu terdapat keterlibatan pasangan saya mengambil keputusan, meski banyak dibebaskan pilih sesukanya. Berikut ini ya prosesnya:
Makna Seserahan Bagi Saya adalah Sebuah Berkat
Seserahan sering disebut sebagai sebuah simbol dan atau sebuah syarat, namun bagi saya seserahan merupakan berkat. Berkat yang bisa dipilih seleluasa mungkin, namun bukan berarti tanpa pertimbangan.
Setiap orang sangat dibebaskan untuk memaknainya seperti apa kok. Tapi yang perlu diingat, pilihlah dengan bijak. Di tahap ini saya berpikir jika isi seserahan adalah barang yang benar-benar akan saya gunakan, bukan hanya untuk dipajang saat acara atau di rumah.
Ada banyak pilihan konsep seserahan. Bisa menyelipkan barang impian (cuma ya yang masuk akal aja sih). Bisa juga menyelipkan barang yang dibutuhkan (sekali lagi yang masuk akal). Jangan sampai saat menambahkan barang impian atau dibutuhkan akan menuai perselisihan karena dianggap tidak masuk akal.
Menentukan Isi Kotak Seserahan
Untuk bahasan ini saya akan tulis hasil pencarian tentang seserahan ala adat Jawa ya. Tapi kabarnya jumlah pastinya tak pernah ada ketentuan pasti, yang jelas hanya ganjil yang ditekankan. Ini daftar isi kotak seserahan ala Jawa yang biasanya hadir dalam prosesi pernikahan:
Seserahan Wanita
- Perlengkapan Beribadah
- Perhiasan
- Seperangkat Busana Putri
- Perawatan Tubuh dan Perlengkapan Mandi
- Peralatan Kosmetik
- Makanan Tradisional (aneka jajanan pasar)
- Buah-buahan
Seserahan Pria
- Perlengkapan Beribadah
- Perawatan Tubuh dan Perlengkapan Mandi atau Baju Kerja
- Makanan atau Buah-buahan
Banyak kan, terkadang ada yang lebih banyak lagi kok. Namun karena saya pikir untuk acara itu tak perlu terlalu lengkap, jadilah saya ringkas hanya 5 kotak saja sesuai kebutuhan saya jadi:
1. Seperangkat Busana Putri
2. Sepatu dan Tas
3. Peralatan Kamar Tidur (a.k.a seprei dan pakaian dalam)
4. Perlengkapan Mandi
5. Kosmetik
plus satu kotak untuk mas kawin.
Berburu Isi Seserahan
Wejangan yang saya dapat dan ingat ples laksanakan adalah jika ada yang bisa dicicil lebih dulu segera lakukan dari pada mepet dan terburu-buru. Yes, saya pun akhirnya berburu ke Pasar Mayestik bersama teman saya Rini dengan semangat membara.
Kebetulan lokasi saya tinggal di Jakarta dahulu tak jauh dari Pasar Mayestik, jadi saya bisa ke sana pada akhir pekan. Hal pertama yang saya cari adalah kardus seserahan. Di lantai bawah sebelum area sayur Pasar Mayestik terdapat banyak toko yang menjajakan kadus cantik, tinggal pilih saja.
Tentukan dulu tema warna kardus yang ingin digunakan, saya pilih hijau bunga-bunga karena saya suka warna hijau. Namanya wanita, pasti belum puas jika belum dapat harga yang miring antar toko. Sementara untuk kotak mas kawin, saya bedakan dengan pilihan warna putih.
Perhitungan saya bakalan tak ada waktu untuk mengurus dekorasi seserahan. Jadi saya putuskan untuk mengemasnya di dalam kotak tanpa dekorasi yang memerlukan bantuan orang lain. Namun karena iseng, akhirnya saya hias area dasar kotaknya dengan stereofoam dan lapisan kain berwarna emas.
Karena sudah tau barang apa saja yang saya butuhkan dan rentang waktunya cukup lama jadi pencarian lebih mudah. Saya juga memanfaatkan waktu untuk mencari diskon atau harga miring, karena tak jarang gerai di mall memberikan diskon di akhir pekan atau menjelang hari besar.
Setelah barang-barangnya terkumpul, semua langsung saya kemas dan kirim ke Solo. Biarlah nanti waktu di Solo saja ngurus seserahan lebih lanjut, yang penting tidak terburu-buru.
Tips Berburu Seserahan
Untuk tips, ada beberapa yang terinspirasi dari postingan mbak Titiw yang saya adaptasi sesuai kondisi di lapangan. Berikut ini beberapa tips yang bisa kamu coba:
- Buat anggaran pasti dan disiplin untuk tidak keluar dari rencana
- Catat pengeluaran mulai dari nama benda, di mana beli, harga dan tanggal beli
- Ajak teman yang bisa nawar dan getol nyari toko dengan harga termiring
- Jika hendak menggunakan saja dekorasi biasanya penjual kotak seserahan punya jasa tersebut. Atau kamu bisa menggunakan jasa online
- Buat daftar barang yang ingin kamu dapatkan. Detail seperti merek, ukuran, warna hingga opsi A dan B jika barang itu tidak tersedia
- Mencari isi seserahan sebaiknya tidak mepet. Segera setelah dapat budget dan kepastian setelah lamaran bisa langsung cus diproses
- Nyalakan radar diskonan dan berteman dengan kalkulator. Mendapatkan harga miring dan dapat mengalokasikan sisa dana di tempat lain
- Tak sempat berburu langsung, coba gunakan jasa toko online tapi jangan lupa untuk menghitung serta mencatat ongkos kirimnya