Kembali lagi dengan ulasan wewangian untuk diffuser, semoga belum bosan dengan keseragaman topiknya ya karena memang mau menghabiskan stok konten sebelum botol EO kubuang. Kali ini berbekal rasa penasaran ingin punya wewangian yang semerbak seruangan kaya kalau pergi ke spa. Cap cip cup akhirnya pilihan jatuh pada merek Herborist dari Bali.
Essential Oil atau minyak aromaterapi dari Herborist ini harganya terjangkau banget dan yang pasti aromanya sangat kuat. Ingat ya, sangat kuat. Sebelumnya, saya ingat benar memesan pada toko online resmi Oemah Herborist, namun barang yang datang menggunakan merek dagang baru Bali Dancer. Bikin penasaran saja kan, karena lihat komentar di marketplace ada yang gamang beda merek ini.
Setelah saya cek nomor POM-nya memang menggunakan merek dagang Bali Dancer untuk minyak aromaterapi di bawah produksi PT Natura Pesona Mandiri. Sementara untuk merek dagang Herborist dimiliki oleh Victoria Care Indonesia yang berisi beberapa produk perawatan tubuh. Pencariannya berakhir di sini saja ya, saya tidak tau hubungan lebih lanjut antara kedua PT ini. Namun yang jelas semua produknya dua PT ada di laman Oemahherborist. Meski foto produk minyak ini belum diperbaharui jadi Bali Dancer di website atau marketplace. Mungkin ke depan ada yang bisa menjelaskan lebih detail ya.
Informasi Umum Aromatherapy Oil Oemah Herborist – Bali Dancer
- Merek: Bali Dancer (sebelumnya Herborist)
- Ukuran: 10 ml
- Produksi: PT. Natura Pesona Mandiri (Bali)
- Harga: Rp 35,100 (belum termasuk ongkos kirim, waktu saya beli sedang diskon jadi Rp 19,500)
- Tempat beli:
Ke semua kemasan mencantumkan nomer POM yang valid jika dicek satu-satu. Tak lupa juga dituliskan sampai kapan sebaiknya digunakan.
Di awal saya mendapatkan produk dan melihat kemasan, muncul pertanyaan “mengapa menggunakan nama aromatherapy oil alih-alih essential oil di kemasan ya meski pada kategori website ada di essential oil?” Rasa penasarannya sedikit terjawab begitu melihat ingredients, selain mencantumkan nama minyak pokok yang digunakan juga terdapat beberapa bahan lain seperti: perfume, mineral oil, dan BHT. Karena tidak murni berisi essential oil ya. Saya sebagai konsumen senang sekali dengan detail informasinya!
Produknya datang dengan kemasan kardus khusus satu persatu. Beberapa aromanya sedikit menguar dari luar, tapi tak ada kebocoran di mana-mana. Kemasan botolnya rapi dengan tutup hitamnya. Ini ada lima produk ya, jadi harap bersabar sama panjangnya tulisan ini.
Salah satu yang berkesan saat seminggu menggunakan minyak aromaterapi ini adalah seisi rumah (iya semua ruangan di rumah mungil ini) wangi semua, sudah berasa masuk dalam spa. Saya sih senang ya setiap sudut rumah jadi wangi. Dan ini mungkin bedanya pakai aromatherapy oil bisa sewangi ini dengan jumlah tetesan yang sama. Sementara kalau pakai pure essential oil dengan jumlah tetesan yang sama aromanya tak sekuat ini, apabila ingin semua sudut kena bisa boros minyak.
Review Singkat Aromatherapy Oil Oemah Herborist
Aromatherapy Oil Bali Dancer Green Tea
Pertama kali mengendus aroma Green Tea dari botolnya langsung menjadi salah satu favorit dalam rangkaian aromaterapi dari Bali Dancer ini. Aromanya mirip banget dengan aroma yang menyambut saya saat masuk ke salah satu tempat refleksi di Jakarta. Sebenarnya memang keinginan mengendus lagi aroma inilah yang membuat saya memutuskan mencoba aromaterapi alih-alih membeli essential oil.
Sebagai bayangan singkat saja, aroma segar daun teh menguar dari botol ini dengan sedikit sentuhan wangi mirip bunga melati. Kalau dipikir juga ini mirip aroma minuman kemasan teh hijau yang bisa ditemui di waralaba ayam goreng di Indonesia. Pada dasarnya aroma dari minyak ini sangat kuat, saya hanya menggunakan 10-15 tetes saja untuk mengubah ruangan rumah serasa di tempat refleksi yang dulu kerap dikunjungi saat badan pegal-pegal. Aromanya lembut segar begitu sudah digunakan di diffuser. Karena favorit jadi malah jarang saya pakai, biar hemat!
Aromatherapy Oil Bali Dancer Lavender
Jauh banget dari aroma lavender yang biasa saya endus dari botol essential oil sebelumnya. Aroma minyak aromaterapi ini malah lebih mirip dengan bau khas sabun mandi batangan warna ungu yang dulu (mungkin sekarang juga masih) populer. Bau aromaterapi ini malah membawa nostalgia masa-masa sabun batang merek itu begitu dinanti kehadirannya (ini karena jarang banget pakai sabun aroma bunga di rumah dulu, banyakan bau mentol).
Sejauh ini kesan segar seperti habis mandi begitu membekas saat digunakan di diffuser. Jejak lavendernya cukup tipis, jadi jarang muncul gitu. Unik sih menurut saya, karena biasanya aroma lavender saya gunakan di malam hari, kali ini saya pakai di siang hari. Kadang saat cuaca begitu panas dan suasana jadi kurang menyenangkan, saya teteskan minyak ini untuk menghadirkan kesegaran seperti habis mandi yang menangkan.
Aromatherapy Oil Bali Dancer Lemongrass
Merupakan aroma pertama yang saya coba cium dari botol, jujur aromanya sangat menyengat ya. Bau serehnya kuat banget sampai rasanya dia tak mau meninggalkan hidung. Aroma sereh ini cenderung masam (mirip bau jeruk) yang malah memberikan kesan segar saat digunakan di diffuser.
Lemongrass ini merupakan aroma aman yang bisa saya gunakan baik siang atau malam hari di segala suasana. Buat penciuman saya, aromanya memberikan semangat untuk lebih produktif. Mungkin efek dari aroma masam yang mirip jeruk tadi ya.
Aromatherapy Oil Bali Dancer Chamomile
Saat diendus dari botol, aroma yang keluar mirip bau kamboja yang saya kenal selama ini dipadukan bau kenanga. Oke ini saya sendiri tidak terlalu akrab dengan aroma bunga chamomile sebelumnya, bisa saja ini mirip dengan aroma bunga aslinya. Di hidung ini, aroma chamomile ini lebih familiar dan rasanya lebih mistik dengan bau musk kuat banget.
Saat di teteskan pada diffuser, aroma yang kuat tadi tidak keluar langsung menyergap. Aroma bunga nan wangi (berganti-ganti antara bau musk, kamboja, kenanga) menyebar sempurna. Waktu pakai ini seisi rumah tercium wangi meski tipis-tipis rasanya. Menurut saya aromanya lebih bertahan lama jika dibanding yang lain ya.
Aromatherapy Oil Bali Dancer Frangipani
Sebenarnya saya tidak ingat bagaimana aroma bunga kamboja Bali ya. Namun di hidung saya, minyak aromaterapi Frangipani ini jadi yang terakhir di daftar favorit untuk digunakan di diffuser. Aroma bunganya musk seperti mawar yang kuat muncul di awal, lalu nanti akan keluar bau segar di akhir. Jadi kurang konsisten baunya waktu dipakai pada diffuser.
Saya lebih suka mengoleskan minyak aromaterapi ini di pergelangan tangan. Buat saya aromanya saat dioles pada kulit malah menguarkan bau wangi yang lembut dan manis. Saya sih suka olesin ya, jadi waktu mengerjakan sesuatu dan fokus hidung akan mengendus aroma wangi yang menyenangkan. Agak aneh ga sih? Pada diffuser kurang sip, tapi malah oke saat dioles.
Oh minyak ini tidak terasa sama sekali rasa panas di kulit, jadi cukup aman ya. Pada cara pemakaian pun salah satu anjurannya juga dioles selain diteteskan di tempat berendam saat mandi. Tapi kalau saya, kebanyakan minyak aromaterapinya ditetes ke diffuser ya. Satu yang wajib diperhatikan, jika pakai minyak ini harus rajin memantau tingkat kekeruhan atau kerak pada diffuser ya. Produksi keraknya cukup tinggi, jadi rajin dipantau untuk selalu dibersihkan.
Itu tadi sekilas review pemakaian minyak aromaterapi Bali Dancer yang sempat saya pakai selama seminggu. Minyak ini menjadi pilihan pas buat kamu yang ingin mendapatkan sensasi wangi spa di rumah, aroma wangi nan kuat, dengan harga terjangkau.