Kata orang, buku merupakan jendela dunia. Saya akui dengan buku, kita dapat menyerap beragam pengetahuan baru yang mungkin tidak didapatkan langsung dari kehidupan atau sekolah. Buku juga sudah akrab dengan kehidupan, dari awal memulai sekolah hingga bekerja, buku selalu hadir kan.
Saya sendiri tidak menampik jika buku pelajaran adalah jenis buku yang paling tidak favorit sewaktu saya menuntut ilmu. Karena buku pelajaran menuntut kita menghafalkan banyak hal dalam rentang waktu sebentar.
Namun lain cerita dengan buku cerita, komik atau majalah, jenis buku ini sedikit banyak mulai saya nikmati mulai dini. Ada banyak hal dan kosa kata yang saya serap dari sebuah buku. Meski belakangan saya agak kurang rajin membaca buku.
Untuk buku favorit selama masa kecil, mungkin jawabannya agak sama dengan kebanyakan orang. Saya memulai membaca buku cerita fiksi pada sekolah SMP, agak telat memang. Itu bisa dianggap masa kecil kan ya?
Kalau diingat, masa-masa itu saya senang dengan buku karya Enid Blyton. Serial Lima Sekawan membuat saya memasuki gerbang imajenasi tanpa batas, penyerapan kata baru dan keasikan yang susah dijabarkan.
Serial satu ini bisa saya baca berkali-kali. Diksi yang dipilih sangat cerdas, dan alur ceritanya ringan meski tidak mengurangi keseruannya. Untuk anak-anak menjelang remaja, buku ini cocok banget sih. Karena dari serial ini saya memulai petualangan membaca novel. Hehehe, itu tadi ya sedikit cerita tentang buku favorit masa kecil saya.