Beberapa unggahan post di blog saya pernah mengulas tentang journal analog yang saya buat. Belakangan saya ingin membuat ulasan lagi tentang sistem yang saya gunakan pada buku journal selama ini. Saya merasa ‘tercerahkan’ ketika pertama menemukan sistem ini setelah melakukan riset di internet. Bullet Journal.
Saya bukan ahlinya Bullet Journal, jadi pembahasan hanya sebatas yang saya pahami saja. Tapi dengan pengetahuan terbatas, saya mau mengulas karena barang kali ada yang masih belum paham atau mengerti tentang sistem Bullet Journal.
Sejarah Hadirnya Bullet Journal
Pertama, coba lihat video di atas. Ryder Carroll merupakan bapak Bullet Journal, karena ialah penemu sistem ini (dan mempublikasikannya secara resmi). Pada 2014, Ryder Carrol secara resmi mempublikasikan sistem Bullet Journal ke publik, karena selama ini ia pakai sendiri.
Video di atas merupakan penjelasan Bullet Journal paling sederhana dan dasar yang wajib banget diketahui jika kamu ingin memulai. Kalau yang saya tangkap dari penjelasan Ryder, ia mencari sistem atau cara yang pas dan tepat guna agar dapat merangkum segala agenda; ide; rencana dalam hidupnya dalam buku analog.
Tenang saja keutamaan Bullet Journal itu bukan tentang journal dan planner yang cantik nan artistik namun fungsinya yang mampu mendata dan mengorganisir segala rencana dalam hidup kita. Artistiknya sebuah Bullet Journal merupakan Bonus.
Bullet Journal sendiri merupakan satu alat; teman yang sangat fleksibel. Tidak memiliki aturan ketat barang apa yang diwajibkan dimiliki untuk memulai Bullet Journal. Bahkan tatkala sistem dasar agak tidak sesuai atau tak memiliki pengaruh dalam hidup, kamu bisa mengubah, menambahkan hingga tidak menggunakannya. Dan asiknya lagi kamu bisa kapan saja kembali menggunakannya.
Dasar-Dasar dan Isi Bullet Journal
Meski fleksibel tapi memang ada hal-hal dasar yang wajib kamu ketahui untuk mempermudah dan tidak hilang arah dalam menggunakan Bullet Journal. Setelah kamu memiliki media (buku, binder, travel journal, atau notebook ring), pastikan punya minimal pena dan penggaris. Dengan itu kamu siap memulai Bullet Journal.
1. Halaman Indeks
Siapkan 2-4 halaman pertama bukumu dan dedikasikan sebagai halaman indeks. Halaman indeks atau daftar isi merupakan halaman yang sangat penting. Kelak ia akan berguna untuk kamu mencari tahu informasi penting dalam journalmu.
Sistemnya sederhana saja, buku jurnalmu harus memiliki nomor halaman dan lalu setiap kali kamu mengisi atau menulis pada satu halaman dengan menorehkan judul maka setelah itu segera dokumentasikan dalam indeks. Tulis judul yang tadi kamu buat, lalu bagian sampingnya sertakan nomor halaman. Indeks pada dasarnya mencatat halaman yang memiliki kategori serupa.
2. Future Log
Sebelum mendedikasikan halaman untuk future log, perlu kamu tahu jika future log ini berisi catatan rencana tahunan yang sudah pasti sejak awal dibuat journal (dan bisa ditambahkan). Biasanya berjumlah atara 2-4 halaman yang didedikasikan khusus sebagai future log.
Future log itu berisi kalender selama setahun, tak jarang dibagi dalam dua halaman terdiri dari 3 atau 6 bulan. Kamu menuliskan kalender satu tahun, lalu tuliskan kegiatan pasti pada area kosongnya. Isinya bisa hari ulang tahun, peringatan hari besar, hari libur, jadwal cek ke dokter, jadwal ujian, hingga jadwal bayar angsuran.
Karena tidak semua orang bisa memprediksi satu tahun penuh, maka tidak sedikit di antaranya hanya membuat 6 bulan dulu future log-nya.
3. Legenda atau Key
Ini hal penting yang harus diingat untuk selalu dibuat, selalu diingat, dan selalu digunakan. Saya menyebutnya sebagai legenda karena pada dasarnya berupa daftar simbol yang akan digunakan dalam bullet journal, mirip kan seperti legenda pada peta yang berisi simbol. Namun para pengguna Bullet Journal lebih familiar dengan istilah Key.
Gambar di atas merupakan simbol dasar yang disarankan dan bisa kamu gunakan jika bingung. Seiring dengan perkembangan menulis Bullet Journal biasanya akan mengalami perubahan. Ingat untuk selalu membuatnya ya…
4. Monthly Calendar
Seperti namanya, halaman ini didedikasikan sebagai halaman kalender bulanan. Misal memulai Januari, maka buatlah (bisa berupa list atau dalam kotak-kotak) tanggal beserta harinya. Isilah kolom dengan jadwal pasti atau rencara perkiraan yang bisa dicontek juga dari future log.
Banyak para pengguna Bullet Journal membuat halaman Monthly Calendar begitu menarik dan artistik. Namun jika kamu baru memulainya, coba gunakan format paling sederhana saja. Jangan khawatir jika Monthly Calendar kamu tidak semenarik milik orang lain, tapi pastikan saja itu berfungsi.
5. Monthly Task
Kamu bisa menggabungkan atau menaruh di samping Monthly Calendar. Isinya adalah daftar hal-hal yang ingin atau direncanakan untuk dicapai pada bulan tersebut (bisa diartikan sebagai Goal). Tulislah hal-hal realistis saja ya, karena kamu hanya punya waktu kurang lebih 30 hari untuk mewujudkannya.
Apabila daftar task atau goal yang kamu tulis berulang beberapa bulan, maka kamu wajib untuk merenungkan kembali. Apakah hal (task atau goal) merupakan hal yang relevan untuk kamu lakukan, karena nyatanya tidak ada perubahan dari sekedar rencana. Agak menyakitkan sih, karena semua harus dijadwalkan dan apabila tidak ada progres maka harus ditelaah ulang atau dihapus.
6. Weekly dan Daily Log
Setelah membuat Monthly Task, tinggal pilih mau bikin Weekly, Daily Log, atau keduanya. Yang saya pahami, pada dasarnya Weekly dan Daily berisi detail daftar kegiatan, task, jadwal, hingga jurnal. Di sinilah catatan kegiatan per-hari dituliskan, dan saya suka banget karena membantu mengurangi hal-hal yang harus diingat.
Untuk Daily Log seperti namanya berupa catatan harian yang berisi beragam hal di atas. Biasanya dituliskan per-halaman (satu halaman untuk satu hari). Setiap tugas, jadwal, hingga agenda ditulis diawali dengan bullet point (simbol). Sementara jurnal bisa dipisahkan pada area lain atau bawah catatan bullet point.
Ada pula yang lebih menyukai dapat melihat daftar kegiatan, jadwal, atau goal per-minggu. Maka hadirlah Weekly Log di mana dua halaman saling bersanding dibuat untuk memuat satu minggu kegiatan dengan layout tertentu. Kamu tetap bisa menuliskan kegiatan dan jadwal harian (plus jurnal harian singkat). Dan pada layout tersebut juga dapat dituliskan goal yang ingin dicapai atau tracker yang ingin dipantau perminggu. Untuk jenis layout weekly akan saya bahas di lain post saja ya.
Pilihan terakhir adalah menggunakan Weekly dan Daily bersamaan. Biasanya pada weekly hanya berisi daftar kegiatan, jadwal, janjian, dan tugas yang mungkin isinya sudah banyak. Kamu bisa memantau kegiatanmu, sementara untuk jurnal harian dituliskan pada halaman lainnya. Di sini sebenarnya bebas bisa satu halaman untuk satu hari atau dua hari, bebas.
_._ bisa dipahami kan? Hal terakhir ialah COBA DIBUAT. Hehehehehehe..
Bullet Journal sepenuhnya merupakan kreasi dan disesuaikan kebutuhan. Namun sangat penting jika kamu memulai sesuatu maka wajib untuk mengetahui, memahami, dan mencoba aturan dasarnya sebelum mengisi dengan kreasi. Keterangan lengkapnya bisa kamu buka di situs resminya Bulletjournal.com.
Semoga sedikit informasi tentang Bullet Journal dasar ini dapat membantu kamu memahami serta memulai mencoba menulis jurnal analogmu. Selamat mencoba.
7 comments
Sudah punya bukunya. Sama, tetapi belum berfungsi maksimal.
coba ah, nulis nulis lagi di jurnal
coba dulu kang, barang kali habis itu malah nagih 😀
Sangat membantu kak. Terima kasih! Aku lagi mau nyoba nih. Lagi setengah proses.
Senang bisa membantu, semoga sukses prosesnya 🙂
Terima Kasih kak sudah sharing bullet journalnya, sangat membantu saya
Semoga sukses dengan jurnalnya 🙂
Ini jelas banget mba. Cus langsung coba