Kebiasaan baik bagi setiap orang dimulai dari kejadian buruk atau tersadarnya dari kebiasaan buruk selama ini, meski memang ada yang melakukan kebiasaan baik karena sudah dari dulu diajarkan hal itu. Saya termasuk yang belajar dari kesalahan untuk memulai kebiasaan baik. Kesalahan itu tak perlu kita mengalami sendiri, kadang lingkungan sekitar bisa memberikan pembelajaran penting.
Tiga kebiasaan baik ini mungkin sangat sepele jika dipikirkan. Namun, hal-hal sederhana atau sepele bisa jadi sesuatu yang baik bagi diri kita. Mari bahas 3 aja ya…ingat tiga ajaaaaaa… ga usah panjang-panjang.
1. Minum Air Putih
Sebenarnya dulu saya termasuk yang tak terlalu menggemari minum air putih. Karena air putih itu tak ada rasanya sama sekali, lebih menarik minum air yang memiliki rasa. Saya baru memulai mengkonsumsi air putih yang cukup banyak ketika menjelang akhir kuliah. Saat itu kesadaran pentingnya air putih lebih meningkat.
Saya tidak mengikuti patokan harus berapa liter, yang jelas minimal satu gelas (setara 500ml) harus saya minum. Untuk maksimal saya batasi sampai dua liter, itu dengan kondisi benar-benar kehausan di luar dari air-air dengan perasa. Kesadaran ini datang saat saya merasakan akibat dari dehidrasi yang tak enak, mulai dari pusing hingga hilang badan sakit.
2. Mencabut Steker dan Mematikan Lampu
Ketika hendak meninggalkan satu tempat dalam waktu yang lama, saya terbiasa untuk mencabut steker dari stop kontak. Bukan karena konsumsi listrik berlebih, tapi saya takut terjadinya kebakaran karena aliran listrik pendek yang tak kita sadari saat meninggalkan tempat itu.
Untuk mematikan lampu, baru saya memikirkan konsumsi listriknya. Karena kita tinggal dalam kondisi menyala kan ya argo jalan. Asumsi saya juga kalau mematikan lampu saat ruangan tak digunakan bisa memperlama waktu lampu bekerja untuk menerangi kita karena tak diforsir untuk nyala terus.
3. Merapikan Rumah Sebelum Pergi
Seorang teman pernah bercerita kepada saya ketika saudaranya sering mengeluhkan lelah harus mengurusi rumah usai ditinggal liburan. Mengurus rumah ini mulai dari menyapu, mengepel, mencuci baju, mencuci piring hingga merapikan barang. Teman saya ini bingung karena bukankah lebih bijak membereskan urusan rumah sebelum pergi dari pada setelah pergi.
Setelah saya alami sendiri, memang lebih enak merapikan hal-hal rumah tangga sebelum pergi dari pada menundanya sampai kembali ke rumah. Membayangkan pulang dengan tumpukan pekerjaan rumah rasanya memang tidak enak.
Tapi beres-beres ini juga ada pengecualian. Jika rencana perginya mendadak pastinya tak bisa membersihkan rumah kan. Kalau rencananya cukup lama, ada sekian banyak waktu untuk memulai membereskan. Saya rasa itu kebiasaan yang baik biar tidak susah sendiri.
Sekian cerita hal-hal baik bagi saya yang mungkin bisa jadi tidak baik bagi orang lain karena perbedaan standar yang dimiliki.